UU No.23 tahun 2006 & PP No.37 tahun 2007

KEROKHANIAN SAPTA DARMA - SCB. Cerme Gresik - JATIM ( UU No.23 tahun 2006 & PP No.37 tahun 2007 )

Minggu, 27 Desember 2009

Sujud dan Dua Belas Saudara

Dalam sujud manembah yang telah diuraikan
Turunnya getaran dari kepala benar dirasakan
Terutama sewaktu melintasi jalur di dada
Tempat adanya bentuk tiga belah ketupat
Satu di atas, satu di tengah, dan satu di bawah
Yaitu yang disebut dengan istilah radar

Maka pada tiap belah ketupat itu
Terdapat getaran-getaran perwujudan
Dari sifat khusus kedua-belas saudara
Getaran berwarna hitam adalah aluwamah
Yang merah amarah, kuning suwiyah, putih mutmainah

Adapun letak dan sifat dua belas saudara itu demikian:
Hyang Maha Suci di ubun-ubun, sarana untuk menghadap
Hyang Maha Kuwasa dalam sujud dan dalam hening
Premana di dahi di antara kedua mata, untuk melihat
Segala hal yang tak tampak oleh mata biasa

Jatingarang atau Suksmajati di bahu kiri tempatnya
Gandarwaraja di bahu kanan dan bersifat kejam
Sering bertengkar serta tamak
Brama di tengah, senang marah sifatnya
Bayu di dada kanan, cirinya adalah keteguhan

Endra di dada kiri dan berpembawaan malas
Mayangkara di pusar, seperti kera suka mencuri
Merampas, mengejek, dan menghina
Suksmarasa di pinggang kiri dan kanan
Memiliki sifat halus perasaan

Suksmakencana di tulang tungging
Pengaruhnya pada gairah kebirahian
Nagatahun atau Suksmanaga di tulang belakang
Seperti ular sifatnya berbelit-belit dan berbisa
Baginda Kilir atau Nur Rasa bergerak sifatnya
Letaknya di ujung jari dan dapat digunakan
Oleh warga untuk menyembuhkan penyakit

Maka dalam sujud Sapta darma
Segala sifat saudara yang baik itu
Dikembangkan kepada kesempurnaan
Dan sifat saudara yang buruk
Diruwat agar menjadi tawar


Demikianlah ajaran Sapta Darma
Yang datang dari Panuntun Agung Sri Gutomo
Baik untuk didengar, dipahami, dan dijalankan
Supaya dapat seseorang menjadi satria berbudi
Yang berpegang pada Wewarah Tujuh dan Sesanti:

Ing ngendi bae Warga Sapta Darma
Kudu sumunar pinda baskara!

Dengan demikian para warga itu
Sesungguhnya juga mengikut pada petuah:
Sepi ing pamrih rame ing gawe!




Di ambil dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. Sujud yang benar akan merubah tingkah laku seseorang menjadi lebih baik. Setiap kali akan melakukan perbuatan yang kurang benar, maka seolah-olah ada yang menghalangi/mengingatkan untuk berjalan pada jalur yang benar. Jika sujudnya asal-asalan, maka tak ada "rasa" demikian itu.

    BalasHapus