UU No.23 tahun 2006 & PP No.37 tahun 2007

KEROKHANIAN SAPTA DARMA - SCB. Cerme Gresik - JATIM ( UU No.23 tahun 2006 & PP No.37 tahun 2007 )

Selasa, 09 November 2010

TUHAN MAHA DIAM ?

buah inspirasi dari diskusi di junggringan sore hari adalah: “Orang2 mengumpat dan menyumpahiNYA, DIA diam…. orang2 bersorak-sorai memujiNYA, DIA diam…orang2 diam tak mempedulikanNYA, DIA juga diam, apakah TUHAN itu MAHA DIAM?”

Beberapa komentar muncul atas status itu, bahkan ada yang menganggap aku “maha protes” hm.. yang betul aku itu (maha) petrus… hahaha….

Benarkah TUHAN itu Maha Diam? Kalau DIA memang Maha Kuasa, mestinya DIA juga berkuasa untuk DIAM, dan kalau TUHAN diam, sudah tentu DIA MAHA DIAM, karena selalu DIA itu sangat-sangat-sangat LEBIH dibandingkan dengan manusia.

Aku punya kuasa, DIA Maha Kuasa, aku bisa hadir di suatu tempat, DIA Maha Hadir, kadang aku hidup suci, Dia Maha Suci, aku kadang juga baik hati, DIA Maha Baik, aku kadang diam, DIA Maha Diam.

Aku jadi ingat cerita adikku tentang seseorang yang jengkel karena mangga di rumahnya selalu dicuri orang, dan pemilik pohon mangga itu tidak dapat menangkap basah pencurinya. Pemilik pohon mangga menuliskan kata-kata di sebuah papan dan ditempel di pohon mangganya, “Walau tidak ada orang lain yang tahu, TUHAN sudah tahu siapa yang mencuri mangga-manggaku”

Si pencuri ternyata juga berpikir bahwa TUHAN Maha Diam, dan dia juga menempelkan kertas di bawah tulisan sang pemilik pohon mangga, dengan tulisan tangan seorang pencuri, TUHAN memang tahu, tapi DIA tidak memberitahu siapapun”

Dan aku tidak tahu siapa pemilik pohon mangga itu, apalagi pencuri mangganya.

Dan baru saja ada seseorang yang men-chat aku dan bertanya,

“pak mo tny…. pak pet percaya 2012 kiamat??”

Aku jawab, “tidak; knapa?”

“gimme some reason”

Aku jawab, “karena saya tahu hahaha…”

“GUBRAAAAKKK!!! “

Kata Slamet Haryono, “yang sudah tahu diam.”

===

Notes:

Mas Wiyanto berkomentar:

“sebenarnya yang perlu ditanyakan ke diri kita, jangan2 bukan Tuhan diam, tp bisa jadi kita yang tuli tur budek, sehingga tidak mampu mendengar suara Tuhan”

aku jawab:

“@Mas Wiyanto; hm.. gitu ya boleh, tapi jangan2 memang Tuhan DIAM, dan orang-orang saja yang sok mendengar suara Tuhan, padahal itu suara setan atau tidak ada suara sama sekali.. alias cuma rungon-rungonen…”

Teguh Pramono:

Tetapi sebenarnya bukan Tuhan yang butuh kita tapi kitalah yang butuh Dia…apa si yang kita bisa…bikin pasir aja ga bisa…bisanya ya ngeruk pasir eh tahu2 pasir dicampur semen terakhir jadi rumah…dan kita bisa tidur, makan, belajar, dsb dirumah itu…apa Tuhan diam, kalau ternyata ada pasir?

aku jawab:

@Teguh Pramono; ilustrasimu bagus.. aku jadi berpikir, sebenarnya kita butuh pasir, bukan Tuhan hahaha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar